Wagub Erwan Optimistis Gerakan Sehati Percepat Jabar Zero New Stunting.

Bandung, jabartrusted.com

 

Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan optimistis gerakan Sehat dan Atasi Stunting (Sehati) yang diprakarsai PT Perkebunan Nusantara (PTPN 1) mampu mempercepat terwujudnya Jawa Barat tanpa _stunting_ baru _(zero new stunting)._ Gerakan Sehati lahir untuk mendukung program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah _Stunting_ (Genting) yang menjadi salah satu _quick wins_ Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

 

“Saya atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan saya juga selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan _Stunting_ (TPPS) Provinsi Jawa Barat mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi yang setinggi-tingginya acara yang digagas oleh Kemendukbangga/BKKBN dengan PTPN. Ini ini suatu bentuk kolaborasi yang nyata untuk mencegah _stunting_. Inilah yang dibutuhkan. Jangan hanya kita gembar-gemborkan _pentahelix_ tapi tidak ada kerja nyata di lapangan,” ungkap Wagub Erwan saat memberikan sambutan pada peluncuran Gerakan Sehati di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Selasa (17/6/2025).

 

Erwan meyakini Gerakan Sehati-Genting Sehingga bakal mempermudah tugas Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mencegah _stunting_ baru _(zero new stunting)._ Terlebih data terbaru dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menunjukkan adanya penurunan prevalensi _stunting_ signifikan.

 

“_Alhamdulillah_ Jawa Barat saat ini untuk prevalensi _stunting_-nya turun turun cukup signifikan. Saat ini kita di bawah rata-rata nasional. Tahun 2022 kita di angka 20,2 persen, tahun 2023 kita sempat meningkat sekitar 1 persen menjadi 21,7 persen. _Alhamdulillah_ terakhir tahun 2024 kita berada di angka 15,9 persen, turun 5,8 persen dan ini adalah penurunan tertinggi se-Indonesia,” papar Erwan.

 

“Terima kasih. Ini juga berkat perjuangan, berkat kerja keras Ibu-ibu dari TPK. Terima kasih. Apalah gunanya program-program kita yang baik kalau tidak didukung dari bawah. Justru ibu-ibulah pahlawan sesungguhnya untuk penurunan _stunting_ di Jawa Barat. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih,” Erwan menambahkan.

 

Erwan yang sebelumnya menjadi Ketua TPPS Kabupaten Sumedang bercerita, Kabupaten Sumedang pernah mendapatkan peringkat pertama delapan aksi konvergensi selama empat tahun berturut-turut. Pengalaman itu yang kemudian ingin ditularkan ke seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat.

 

“Saya ingin nanti tularkan bagaimana kita bisa menurunkan angka _stunting_ sampai sebegitu cepatnya. Bahkan, tidak ada lagi stunting baru atau _zero new stunting_ dalam beberapa tahun terakhir ini. Inilah dibutuhkannya _pentahelix_. Salah satunya saat ini dengan PTPN. Kita kemarin dengan Indosat di Sumedang. Setiap ibu hamil dipasang jam tangan digital untuk mendeteksi ketika ibu hamil tersebut kurang darah. Hasil deteksi langsung terkoneksi dengan Dinas Kesehatan,” ungkap Erwan.

 

“Oh, Ibu ini berada di desa ini, di RW ini kurang darah. Langsung kontak Puskesmas terdekat. Dari Puskesmas langsung turun datang ke ibu tersebut. ‘Bu, saat ini Ibu terdeteksi kurang darah.’ Diberi pil penambah darah. Saat ini ibu kurang vitamin dan seterusnya sampai melahirkan. Setelah melahirkan dikembalikan, terus dipasang lagi oleh ibu hamil yang baru,” sambung Erwan.

 

Hasilnya, Sumedang berhasil menurunkan prevalensi stunting secara cepat. Walhasil, Sumedang menjadi rujukan sejumlah daerah di tanah air dalam percepatan penurunan _stunting_. Sambil menyapa Wakil Bupati Bandung Ali Syakieb, Erwan berharap Kabupaten Bandung bisa melakukan hal yang sama untuk mewujudkan _zero new stunting._(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *