BANDUNG.JABARTRUSTED.COM, – Di antara gegap gempita mudik Lebaran dan hiruk-pikuk stasiun yang sibuk, ada satu cerita baru yang diam-diam mencuri perhatian. Bukan tentang antrean panjang menuju kampung halaman, melainkan tentang perjalanan singkat yang menyenangkan. Bukan ke tempat jauh, tapi cukup ke Karawang, Padalarang, atau Tegalluar. Dan bukan dengan kendaraan biasa—melainkan dengan Whoosh, sang kereta cepat kebanggaan Indonesia.
Musim libur Lebaran 2025 ini menghadirkan fenomena menarik: rute pendek Whoosh menjadi favorit baru masyarakat. Waktu tempuh yang super singkat dan tarif yang ramah di kantong membuatnya jadi pilihan tak hanya untuk pemudik, tapi juga bagi mereka yang sekadar ingin mencicipi sensasi kereta cepat untuk pertama kalinya.
Perjalanan yang Lebih dari Sekadar Transportasi
Bayangkan ini: dari Halim ke Karawang hanya 15 menit. Bahkan Padalarang ke Tegalluar cukup 14 menit saja. Secepat itu, dan semua dilakukan dalam kabin yang tenang, ber-AC, nyaman, dan bebas macet. Tarifnya? Mulai dari Rp75 ribu—lebih murah daripada banyak layanan antar kota lainnya.
“Selama libur Lebaran, rute Halim–Karawang sudah melayani lebih dari 6.500 penumpang. Dalam satu hari, rekor tertingginya mencapai 850 penumpang,” ujar Eva Chairunisa, General Manager Corporate Secretary KCIC, kepada wartawan, Sabtu (5/4/2025).
Itu artinya, dibanding hari biasa yang hanya 300 penumpang per hari, antusiasme naik lebih dari dua kali lipat. Cerita serupa juga terjadi di rute Karawang–Padalarang/Tegalluar dan Padalarang–Tegalluar, yang masing-masing mencatatkan lonjakan tajam, bahkan hingga lima kali lipat dari jumlah normal.
Kisah Para Penumpang: Dari Penasaran Jadi Ketagihan
Bagi sebagian besar penumpang, perjalanan ini lebih dari sekadar berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Bagi mereka, ini adalah pengalaman.
“Awalnya cuma penasaran, karena banyak yang cerita soal Whoosh. Tapi setelah naik, rasanya pengen coba lagi. Cepat banget, dan gak berasa kayak naik kereta biasa,” ujar Rizky, seorang penumpang asal Bekasi yang membawa anak dan istrinya ke Karawang hanya untuk makan siang dan belanja oleh-oleh.
Cerita Rizky bukan satu-satunya. Di Stasiun Tegalluar, seorang lansia bernama Ibu Aminah tampak antusias menunggu keberangkatan ke Padalarang. “Saya diajak cucu, katanya naik kereta cepat. Ternyata bener, gak sampe 15 menit udah sampe. Dulu saya pikir mahal, ternyata murah juga ya,” katanya sambil tertawa.
Infrastruktur yang Semakin Siap, Layanan yang Kian Nyaman
KCIC tampaknya tak menyia-nyiakan momen ini. Mereka menyediakan berbagai opsi pemesanan tiket secara online maupun offline—mulai dari aplikasi Whoosh, website resmi KCIC, hingga aplikasi bank dan platform travel seperti Tiket.com. Bahkan vending machine di stasiun pun siap melayani pembelian langsung.
Selain itu, tersedia juga intermoda lanjutan, termasuk bus dan angkutan penunjang, yang memungkinkan penumpang melanjutkan perjalanan dengan mudah ke tempat-tempat wisata di sekitar Bandung Raya.
“Whoosh kini bukan hanya jadi moda transportasi jarak jauh, tapi juga alternatif wisata keluarga. Rute pendek ini ideal untuk yang ingin berlibur tanpa kelelahan, dengan tetap merasakan kemewahan dan efisiensi kereta cepat,” jelas Eva.
Lebaran dan Momentum Baru Bagi Transportasi Publik
Libur Lebaran memang kerap jadi ajang eksplorasi baru bagi masyarakat. Tapi lonjakan penumpang pada rute pendek Whoosh kali ini menunjukkan lebih dari sekadar tren musiman. Ini adalah sinyal bahwa masyarakat mulai membuka diri terhadap opsi perjalanan yang cepat, praktis, dan terjangkau.
Dengan lebih dari 21 ribu penumpang per hari selama libur Lebaran—75 persen di antaranya turun di Padalarang—Whoosh membuktikan bahwa moda transportasi modern tak selalu harus untuk perjalanan jauh. Bahkan, bisa jadi solusi cerdas untuk rencana spontan di tengah liburan padat.
Perjalanan Singkat, Kenangan Panjang
Saat kereta Whoosh melaju tanpa suara meninggalkan stasiun Halim, banyak hal mungkin terlintas di benak para penumpangnya: tentang bagaimana teknologi kini memendekkan jarak, tentang perjalanan yang menyenangkan tanpa lelah, tentang keluarga yang berkumpul tanpa harus menempuh berjam-jam di jalan.
Dan mungkin, bagi sebagian dari mereka, naik Whoosh untuk rute pendek ini bukanlah akhir dari sebuah perjalanan—melainkan awal dari cerita-cerita baru yang akan terus mereka bagikan.