Gemuruh Kicau Meriahkan Ujungberung: Festival dan Lomba Burung Berkicau Rayakan Anniversary Abah Ato BMBC

Jabartrusted.com, Bandung, — Langit Ujungberung Minggu Sore 8 Juni 2025 dihiasi gemuruh suara burung berkicau dari segala penjuru. BMBC Arena, sebuah lapangan luas yang terletak di samping Vila Kahuripan – Paratag, disulap menjadi pusat perhatian para kicau mania dari berbagai daerah. Mereka datang bukan hanya membawa burung-burung andalan, tetapi juga semangat, kebanggaan, dan rasa kekeluargaan yang kental dalam perayaan istimewa: Anniversary Abah Ato BMBC.

Tepat pada hari Minggu, 8 Juni 2025, acara besar bertajuk Festival dan Lomba Burung Berkicau resmi digelar. Dimulai sejak pukul 12.00 WIB, suasana sudah ramai sejak pagi, dengan lalu-lalang peserta yang membawa sangkar burung eksotis mereka, mempersiapkan diri untuk berkompetisi di berbagai kelas yang telah dibuka oleh panitia.

Tahun ini, kompetisi semakin meriah dengan kehadiran ratusan peserta dari berbagai wilayah di Jawa Barat dan sekitarnya. Tidak hanya para kicau mania senior, wajah-wajah baru dari generasi muda juga terlihat antusias mengikuti ajang bergengsi ini. Mereka semua datang dengan satu semangat: menunjukkan kualitas burung mereka di hadapan juri dan komunitas.

Deretan Kelas Bergengsi dan Hadiah Fantastis

Salah satu daya tarik utama dari perhelatan ini adalah kelas unggulan bertajuk 170 ANNIVERSARY, yang menawarkan total hadiah senilai Rp1.500.000, belum termasuk berbagai produk sponsor dari Gudang Garam dan doorprize menarik yang dibagikan sepanjang acara. Kelas ini menjadi incaran banyak peserta karena prestise dan nilai hadiah yang menjanjikan.

Tidak hanya itu, panitia juga menghadirkan kelas-kelas lain yang tak kalah bergengsi, seperti 110 Gudang Garam, 85 BMBC, 75 RR Team, hingga 50 GBC. Setiap kelas menyediakan sistem hadiah berdasarkan jumlah gantangan terisi (GT), dengan skema undian tiket dan bonus khusus bagi peserta yang mencapai target GT tertentu. Skema ini memberikan tantangan tersendiri sekaligus mendorong semangat persaingan sehat.

Kelas Alternatif dan Kesempatan Lebih Luas

Untuk menjangkau lebih banyak lapisan penghobi, termasuk pemula dan komunitas lokal, panitia menyediakan kelas alternatif seperti Member, Warming Up, dan Losgan (Loss Gantangan). Kelas-kelas ini menawarkan biaya pendaftaran yang lebih terjangkau namun tetap menyuguhkan hadiah kompetitif, menjadikannya pilihan ideal bagi para peserta yang ingin merasakan atmosfer lomba tanpa tekanan besar.

Menariknya, untuk kelas reguler yang mampu mencapai 31GT, panitia menjamin hadiah akan keluar sepenuhnya, sebuah kebijakan yang disambut positif oleh para peserta. Transparansi dan profesionalitas sistem ini menambah kepercayaan dan antusiasme peserta terhadap penyelenggaraan lomba.

Ajang Silaturahmi dan Kebanggaan Komunitas

Lebih dari sekadar kompetisi, acara ini menjadi momen silaturahmi dan perayaan kebersamaan antar anggota komunitas. Banyak peserta yang menganggap ajang ini sebagai reuni tahunan di mana mereka bisa bertukar cerita, berbagi tips merawat burung, hingga menjajaki kerja sama antar komunitas.

“Yang penting bukan hanya juara, tapi rasa kekeluargaan dan semangat menjaga budaya kicau burung ini tetap hidup,” ujar salah satu peserta asal Bandung, sambil menatap bangga burung Murai Batu miliknya yang sedang dipersiapkan untuk turun gantangan.

BMBC Arena sendiri hari itu dipenuhi semangat persaudaraan. Saling sapa antar peserta, canda tawa panitia, hingga tepuk tangan penonton ketika seekor burung menunjukkan performa luar biasa—semuanya menjadi bagian dari narasi hangat komunitas kicau yang solid.

Penutup: Lebih dari Sekadar Kompetisi

Anniversary Abah Ato BMBC bukan hanya ajang unjuk gigi, tetapi simbol konsistensi dan dedikasi terhadap dunia burung berkicau. Di tengah era digital dan perubahan gaya hidup, komunitas seperti BMBC tetap eksis dengan cara yang unik: menghidupkan tradisi melalui suara-suara merdu burung yang dirawat penuh cinta.

Festival ini bukan sekadar tentang menang dan kalah, tetapi tentang menjaga warisan, merayakan semangat komunitas, dan memberi panggung bagi para kicau mania untuk terus berkarya. Dengan semangat itu, perayaan ini layak disebut sebagai ikon tahunan kebanggaan pecinta burung di Tanah Sunda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *