Atap Menara Genderang Berusia 650 Tahun di Anhui, Tiongkok Runtuh

Anhui, Tiongkok. Jabartrusted.com

Sebuah menara genderang bersejarah di Provinsi Anhui, Tiongkok, mengalami kerusakan serius setelah atap bangunan tersebut runtuh pada awal pekan ini. Menara yang dibangun pada tahun 1375, saat Dinasti Ming memerintah Tiongkok, telah berdiri tegak selama lebih dari 650 tahun sebelum akhirnya dilanda kerusakan akibat cuaca buruk.

 

Peristiwa tersebut terjadi pada malam hari ketika hujan deras dan angin kencang melanda kawasan tersebut. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, bagian atap menara hancur, dan beberapa bagian struktur lainnya menunjukkan tanda-tanda keretakan.

 

Menurut pejabat dari Biro Warisan Budaya Anhui, menara ini memiliki nilai historis yang sangat tinggi. “Ini adalah kerugian besar bagi warisan budaya nasional kita. Menara genderang ini bukan hanya sebuah bangunan kuno, tetapi lambang dari perjalanan sejarah kota ini,” ujarnya.

 

Menara Genderang: Simbol Sejarah dan Budaya Lokal

Menara genderang tersebut dibangun pada tahun ke-8 Kaisar Hongwu, pendiri Dinasti Ming, sebagai bagian dari struktur penting kota tua. Dalam tradisi Tiongkok, menara genderang dan menara lonceng sering dibangun berpasangan di pusat kota kuno. Menara genderang berfungsi sebagai alat penanda waktu, pusat komunikasi, serta peringatan akan kejadian darurat seperti kebakaran atau serangan.

 

Selama ratusan tahun, menara ini menjadi pusat kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat. Genderang yang ditabuh setiap pagi dan malam hari berfungsi sebagai “jam kota” bagi warga. Arsitekturnya mencerminkan gaya khas Dinasti Ming, dengan struktur kayu dan batu bata yang dirancang untuk bertahan dalam waktu lama.

 

Meski telah mengalami beberapa pemugaran, sebagian besar bagian bangunan masih merupakan konstruksi asli, menjadikannya salah satu peninggalan Dinasti Ming yang paling terjaga di wilayah Anhui.

 

Upaya Pelestarian Dimulai

Setelah kejadian ini, pemerintah daerah segera mengerahkan tim ahli dari bidang konservasi, arkeologi, dan teknik bangunan kuno untuk menilai tingkat kerusakan dan menyusun rencana restorasi. Area sekitar menara saat ini telah ditutup sementara untuk umum demi alasan keselamatan.

 

Insiden ini kembali mengingatkan pentingnya upaya pelestarian terhadap warisan budaya, terutama bangunan-bangunan bersejarah yang rentan terhadap dampak perubahan iklim dan usia struktur yang telah sangat tua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *