Bangkok, jabartrusted.com
Dentuman genderang kehormatan dan senyum lebar Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra menyambut langkah tegap Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, saat ia menuruni tangga pesawat di Bandara Militer Bangkok. Hari itu, bukan hanya menjadi kunjungan resmi biasa—tapi simbol babak baru dalam persahabatan dua bangsa yang telah terjalin selama 75 tahun.
Di tengah sorotan kamera dan sambutan hangat militer Thailand, Prabowo menyapa pasukan kehormatan. Sorak sorai masyarakat Indonesia yang tinggal di Thailand terdengar di kejauhan, menyambut pemimpin mereka dengan semangat membuncah.
Pertemuan hangat dan diplomasi strategis
Di Government House, suasana penuh hormat menyelimuti ruang pertemuan. Prabowo dan Paetongtarn bukan hanya berbicara sebagai kepala negara, tapi sebagai sahabat yang berkomitmen menyatukan kekuatan demi stabilitas dan kemakmuran Asia Tenggara.
Keduanya menandatangani nota kesepahaman (MoU) penting di bidang kesehatan—sebuah langkah nyata setelah dunia dihantam pandemi. Di balik meja diplomasi, ada semangat kemanusiaan yang ingin memastikan bahwa rakyat kedua negara bisa hidup lebih sehat dan aman.
Momen tak terduga: Senyum Prabowo saat diberi jaket militer Thailand
Salah satu momen paling menarik terjadi ketika militer Thailand memberikan jaket kehormatan kepada Presiden Prabowo, sebagai bentuk penghormatan atas latar belakang militernya. Dengan senyum hangat dan sedikit candaan, Prabowo mencoba jaket tersebut, mengundang tepuk tangan dan gelak tawa ringan di ruangan yang biasanya kaku oleh protokol.
Komitmen atas perdamaian regional
Tidak hanya berbicara soal ekonomi dan pertahanan, Prabowo juga menegaskan pentingnya persatuan ASEAN dalam menyelesaikan krisis Myanmar. “Tanpa stabilitas di kawasan, tidak akan ada masa depan yang damai,” ucapnya tegas—kalimat yang segera menjadi kutipan utama di media lokal.
Akhir kunjungan, awal komitmen
Kunjungan ini bukan akhir, tapi justru awal dari lembaran baru kerja sama strategis Indonesia-Thailand. Dari keamanan maritim hingga pendidikan, dari perdagangan digital hingga pertukaran budaya—dua bangsa ini siap melangkah bersama, lebih erat dari sebelumnya.
