DP3AKB Jabar Luncurkan Sekolah Lansia Perempuan

Bandung, jabartrusted.com

Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus menunjukkan komitmennya pada kalangan lanjut usia (Lansia). Kali ini dengan meluncurkan Sekolah Lansia Perempuan Jawa Barat. Sebelumnya, Jawa Barat meluncurkan program _Nyaah ka Indung_. Jauh sebelumnya, Jawa Barat menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Lanjut Usia yang di dalamnya mengatur hal-hal yang berkaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan lansia di Jawa Barat.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat Siska Gerfianti meluncurkan secara resmi Sekolah Lansia Perempuan di Unit Pelaksana Teknis Dinas Pelatihan Kesehatan (Upelkes) Dinas Kesehatan Jawa Barat, Jalan Pasteur, Kota Bandung, pada Jum’at (9/5/2025). Kegiatan ini diikuti 80 orang dari Majelis Taklim Al Muttaqin Jawa Barat.

“Dalam upaya meningkatkan kualitas hidup lansia, kita perlu mengubah cara pandang kita terhadap lansia. Lansia bukan saja merupakan kelompok rentan yang perlu dilindungi, melainkan perlu untuk diberdayakan. Lansia perlu mendapatkan ruang untuk tetap aktif dan produktif serta dapat menyalurkan hobi,” ujar Siska saat meluncurkan Sekolah Lansia Perempuan Jawa Barat.

Sekolah Lansia Perempuan, sambung Siska, merupakan langkah untuk memberikan ruang bagi para lansia. Bukan hanya sebagai sarana edukasi, melainkan bentuk penghargaan dan juga fasilitasi terhadap hak-hak lansia untuk terus berkembang.

Siska berharap sekolah lansia mampu menjadi sarana bagi para lansia untuk terus belajar dan berbagi. Tidak kalah pentingnya adalah menjaga semangat di usia emas dan tempat untuk saling menginspirasi agar tetap sehat dan bahagia.

“Sebagaimana kita ketahui, Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk tertinggi nasional. Dengan populasi penduduk yang tinggi ini, Jawa Barat dihadapkan dengan berbagai tantangan demografi. Salah satunya pergeseran struktur penduduk, yang mana terjadi peningkatan jumlah penduduk lansia,” ungkap Siska.

Merujuk data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk lansia di Jawa Barat sebanyak 5,6 juta jiwa atau 11,25 persen dari total penduduk. Dari jumlah tersebut, 51,23 persen di antaranya merupakan lansia terbanyak.

“Dengan demikian, struktur penduduk Jawa Barat saat ini menuju _aging population_. Fenomana ini menunjukkan hal yang positif karena _aging population_ menandakan peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk salah satunya karena meningkatnya angka harapan hidup. Namun, di sisi lain peningkatan jumlah penduduk lansia juga merupakan tantangan. Penduduk lansia ini merupakan kelompok yang rentan karena secara fisik dan kesehatan mengalami penurunan, sudah tidak lagi bekerja secara produktif serta beberapa memerlukan pendampingan dan perawatan,” jelas Siska.

BPS mencatat, angka harapan hidup (AHH) Jawa Barat sebesar 72,26 tahun untuk laki-laki dan sebesar 76,56 tahun bagi perempuan. Meningkatnya AHH turut ditopang peningkatkan aspek pendidikan, kesetaraan gender, program kesehatan reproduksi, dan akses dan fasilitas layanan kesehatan.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga DP3AKB Jawa Barat Iin Indasari menjelaskan, Sekolah Lansia Perempuan bertujuan meningkatkan kualitas hidup lansia agar tetap sehat, bahagia, dan mandiri. Selain itu, membekali peserta dengan pemahaman, keterampilan, dan pendampingan yang dibutuhkan agar mereka dapat menjalani masa lansia dengan sejahtera.

“Kegiatan ini juga bertujuan memperkuat sinergi antara pemerintah, komunitas keagamaan, dan masyarakat luas dalam mendukung peningkatan peran perempuan dan penguatan keluarga. Kami mengucapkan terima kasih kepada PWRI DP3AKB Jabar, Puspaga Balarea, Majelis Taklim Al Muttaqin sebagai pengurus sekaligus peserta sekolah lansia,” jelas Iin.

Lebih jauh Iin menjelaskan, Sekolah Lansia Perempuan Jawa Barat ini dikembangkan hasil kolaborasi dengan Indonesia Ramah Lansia (IRL) Jawa Barat. Kegiatan akan berlangsung satu bulan dua kali pembelajaran pada Kamis minggu pertama dan ketiga selama Mei-Oktober 2025. Total terdapat 12 modul pembelajaran yang harus diselesaikan peserta. Sebelumnya, IRL telah berhasil membentuk sejumlah sekolah lansia di Jawa Barat dan menghasilkan ribuan alumni.(*)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *